Penelitian tentang teknik fogging menyoroti bahwa ketika fogging dilakukan beberapa hari setelah puncak wabah, dampaknya tidak terlalu signifikan.Ketika iklim di sebuah negara mendukung banyak nyamuk muncul, fogging hanya membuat kurva epidemik lebih pelan, namun hanya sementara. Setelah fogging selesai dilakukan, populasi nyamuk bisa kembali seperti semula dengan cepat.Justru yang lebih berperan dalam menurunnya epidemi di suatu wilayah adalah kekebalan tubuh populasinya. Ketika jumlah kasus infeksi baru lebih sedikit dibandingkan dengan kasus sembuh, itulah kondisi efektif untuk menurunkan angka kasus infeksi DBD.Meski demikian, fogging adalah metode yang sah-sah saja dilakukan dengan metode yang tepat seperti:
Waktu terbaik melakukan fogging adalah pagi hari atau sore menjelang malam. Saat siang hari, nyamuk cenderung bersembunyi di area teduh.
Fogging di luar ruangan hanya akan efektif jika bahan kimia yang disemprotkan benar-benar menyentuh nyamuk langsung.
Semprotkan fogging saat temperatur lebih rendah sehingga aerosol akan lebih cepat turun ke tanah.
Pilih waktu fogging saat tidak banyak angin. Ketika banyak angin, hanya sedikit partikel kimia yang ada di area tertentu dan belum tentu efektif mengusir nyamuk.
Fogging saat pagi dan sore akan mengurangi dampak bahaya terhadap serangga lain yang justru memangsa nyamuk.
Perlu dipertimbangkan juga meski fogging adalah metode yang bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk, bahan kimia dari fogging juga bisa membunuh serangga seperti lebah dan kupu-kupu.Jika fogging dilakukan terlalu sering namun belum tentu efektif, maka bisa terjadi ketidakseimbangan ekologi dan mengancam keragaman makhluk hidup di sekitar.Apalagi, fogging hanya akan membunuh populasi nyamuk dewasa dan tidak membasmi larva yang berkembang di permukaan air. Oleh sebab itu penanganan nyamuk tidak hanya mengandalkan treatment thermal fogging saja akan tetapi harus disertgai dengan sanitasi lingkungan seperti:
Menguras
Menguras dilakukan dengan maksud membersihkan tempat yang sering dijadikan sebagai tempat penampungan air seperti, bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, dan lain-lain.
Menutup
Menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti kendi, drum, toren air, dan lain sejenisnya untuk mencegah nyamuk berkembang biak.
Mengubur
Mengubur atau mendaur ulang kembali barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk demam berdarah.Area seperti tempat sampah atau permukaan air stagnan yang tidak disadari sangat bisa menjadi tempat berkembang biaknya larva nyamuk. Apalagi, larva nyamuk tidak bisa dibasmi lewat metode fogging.
Dengan demikian, menjaga kebersihan area dalam rumah dan juga sekitar rumah merupakan kunci mencegah munculnya populasi nyamuk penyebab demam berdarah.
Comentarios